Thursday, February 13, 2014
Sterilisasi Kebangsaan
Oleh
MOCHTAR
PABOTTINGI
S
S
ulit
untuk
tidak
menyata-casila
yang
disepakati
bersama
oleh
para
'
Bapak
Pendiri
Bangsa
kita
adalah
suatu
kanbahwaindoktrinasi
'.
filosofische
grondslag,
'fundamen,
filsafat,
atau
ketetapan
perundang
pikiran
yangsedalam-dalamnya,
jiwa,hasankontroversial(
UUNomor2.ratyangsedalam-dalamnya',sebagaiternTahun2011Pasal34Ayat3b.
a.)
pattegaknyabangunanrepublikkita.Dayang
disebut
"empat
pilar
ke-lam
rumusan
demikian,
sudah
pasti
Pan
casiIa
dimaksudkan
sebagai
landasan
bangsaan"
itu
ditandai
oleh
se
tunggal.
Sebagai
landasan
tunggal,
ia
tak
rentetan
ketakarifan.
bisa
dipilar-pilarkan
bersama
yang
lain
agarsefungsidengannya.
Logikajernih
tak
Kita
dapat
menyebut
ketakarifan
his-memungkinkan
rekayasa
demikiari.
toris,ketakarifanfilosofi,danketakarifan
Perluditegaskanbahwaselainberbeda
politik.
"Empat
pilar
kebangsaan"
sama
fungsi,
Pancasila,
NKRI,
DUD
1945,
dan
sekalibukan"persoalansemantik",me-semboyanBhinnekaTunggalIkapunberlainkan
persoalan
kepandiran
yang
tak
beda
tingkatan
serta
genus
dan/atau
spe-
DlDIE
SW
bisa
dibiarkan.
Semua
itu
sangat
ber-,sies.Keempatnyahanyaakanbergunajika
potensi
bermuara
justru
pada
sterilisasi
dipertahankan
pada
fungsi
dan
esensinya
Pancasila,
DUD
1945,
NKRI;
dan
sem-masing-masing.
Sebagai
Weltanschauung,
.patgandakan,
boyan
Bhinneka
Tunggal
Ika
sehingga
Pancasila
adalah
representasi
atau
jati
diri
Justru
karena
menyadari
tiadanya
komembuat
semuanya
tak
berguna
atau
tak
nation,
bukan
representasi
atau
jati
diri
respondensi
mutlak
permanen
itulah,
kita
akanterwujudmenurutfungsidantujuan-negara.Dalamhitunganitu,iamustahil.
perlu
terus
mengingatkan
masyarakat
nya
masing-masing.
Itulah
sebabnya
in-disandingkan
dengan
yang
lain.
bangsa
kita,
terutama
para
pelaksana
nedoktrinasi
itu
harus
dihentikan
dan
ke-Di
sinilah
kita
memasuki
ketakarifan
gara
agar
tak
pernah
berhenti
mempertetapan
perundangannya
harus
dicabut.
politik
dari
indoktrinasi
atau
ketetapan
:
juangkannya,
Esensi
Pancasila
dan
esensi
Ketakarifanhistorisnyajelas.Pancasila
perundangan
"empat
pilar
kebangsaan"
negarakontrassatusamalain.ParaBapak
adalah
monumen
politik
eenmalig
luar
bi-itu.
Pancasila
adalah
induk,
rel,
pedoman,
.Pendiri
Bangsa
kita
menimuskan
Pariasadaribangsakita.
BadanPenyelidik
danpengontrolatautolokukurbagiak-casilasebagailimapatokan-epanduanide-
Usaha
Persiapan
Kernerdekaan
Indonesia
tualisasi
ketiga
yang
lainnya
Laku
me-al
murni
dalam
kerangka
rasionalitas
po(
BPUPKI)-yang
diprakarsai.dandidu-milar-milarkankeempatnyaseperti
suatu
litikmodern.
Sebagaiperangkatidealmurkung
oleh
pemerintahan
pendudukan
Je-himpunan
bisa
berdampak
menghilang-ni,,ia
pada
dirinya=on
sich-mustahil
dipang-
dibentuk
dl
sekitar
awal
1945
dan
kan
fungsi
Pancasila,
terutama
sebagai
korupsi
ataupun
dikomprornikan.
sidang-sidangnyadilaksanakansepenuh-induk,rel,pedoman,sertapengontrolNK-Sebaliknya,hadirdanberkiprahdialam.
nyadenganmoralitasdanotoritaspolitik.
HIdanDUD1945itusendiri.Itujugabisa
nyata,
negara
yang
selamanya
diwakili
Disitutampilpemimpin-pemimpin
sejati
menghilangkanfungsikontrolDUD1945
olehsekelompokmanusiaselalumerupabangsa
kita
dari
semua
kalangan
dengan
terhadap
NKRI.
kan
ajang
pertandingan
dari
aneka
kerekam
jejak
kepemimpinan
yang
terpujipentingan
yang
jumlahnya
mustahil
didalam
hitungan
integritas
dan
kompe-Tak
ada
korespondensl
hitung,
yang
sebagian
besarnya
tak
hanya
tensi.DidalamBPUPKItakadakoruptor,
Dalamhitunganpolitik,takakanper-.
berbeda,tetapijugabertentangan
satu
politikus
karbitan,
apalagi
pelawak
dan
nah
ada
korespondensi
atau
kesejalanan
sama
lain.
Maka,
sudah
menjadi
kodrat
preman.
.
langsung,
penuh,
otomatis,
apalagi
per-negara
untuk
selalu
terombang-ambing,
Pada
sidang-sidang
BPUPKIjuga
berla-manen
antara
Pancasila
dan
negara
kita.
_
dan
berubah-ubah
arah
menurut
kehenku
deliberasi
politik
yang
historically
ex-:
Nation,
yang
direpresentasikan
dengan
dak
atau
kepentingan
para
penguasanya
emplary,
baik
dalam
hitungan
Aristotelian
,
Weltanschauung
Pancasila,
adalah
yang
dari
waktu
ke
waktu
betapapun
bagus
(demi
universalisasi
kebajikan),
dalam
hi-melahirkan
negara,
Bukan
hanya
ada
asi-konstitusinya
tungan
Rawlsian
(demi
kesetaraan
posisi
metri
mutlak
di
antara
keduanya,
negara
Negara
mustahil
memiliki
pedoman
ulawal
dan
posisi
tanding),
maupun
dalam
bahkan
lahir
dari
nation.
Korespondensi
timat
pada
atau
dari
dirinya
sendiri.
PehitunganHabermasian(
demiketerbukaan
antaraPancasiladannegarahanyabisaada
domanultimatbaginegaraharuslahseagendadan"
kartu-kartu"
politik).Ke-hinggatingkattertentujikapemerintah
suatuyangberadapadaalamidealatauapa
seluruhan
sidang
BPUPKI
sepenuhnya
dan
masyarakat
bersama
berjuang
me-yang
disebut
Aristoteles
"prinsip-prinsip
bersihdaripolitikuang,pesansponsor,
wujudkannyasecarakumulatifsetahap
rasional"dalamsinarkebajikanyangtidak
dan
arrierepensee-motif-motif
tak
patut
demi
setahap
melalui
kerjajbakti
tegar
berubah-ubah.
Pancasila
adalah
prinsipdan
tersembunyi.
Keabsahan
prosedural
serta
konsisten
danjika
seniua
hasil
nyata
prinsip
demikian.
Maka,
ia
harus
terus
dan
esensialnya
sungguh
prima
yang
sudah
kita
capai
dalam
perjuangan
dipertaharikan
sebagai
obor
pemandu
Ketakarifan
filosofinya
pun
jelas.
Pan-itu
bisa
terus
kita
pertahankan
dan
li-arah,
penentu
atau
pendesak
agenda
eko
.------'
nomi,politik,
dan
kebudayaan,
serta
tolok'
ukur
ultimat
bagi
setiap
perilaku
negara,
Dl
dunia
tak
ada
"negara
paripurna"
karena
berkias
pada
"Kota
Sempurna"
Sokrates,
negara
paripurna
"hanyaada
di
langit".
,
Mewaspadili
arah
dan
perilaku
~.
Jauh
sebelum
Lord
Acton
dan
parateoris
demokrasi
modern,
Machiavellida-,
lam
Discourses
sudah
mengingatkan
kita
tentang
keniscayaan
untuk
terus
mewaspadai
arah
dan
perilaku
kalangan
penguasa
di
dalam
negara
jika
kita
ingin
tetapmempertaharikan
kemerdekaan.
Kitajuga
mewarisi
peringatan
terkenal
John
Curran
(1790),
hakim
dan
tokoh
politik
Ir1andia,
bahwa"syaratTuhan
memberikan
-kemerdekaan
kepada
manusia
adalah
ke
waspadaan
abadi".Pancasilaadalahmedi
um
nation-medium
seluruh
warga
bang
sa=untuk
tetap
mempertaharikan
kemer
dekaan
dan
menegakkan
kewaspadaan
abadi
atas
negara
dan
konstitusi
kita.
Di
dalam
Pancasila
dan
Demitologi
(Prisma,Agustus,1977),sayasudah
meng
utarakan-empat
peringatansetiapkalikita
berwacana
atau
menetapkan
sesuatu
atas
nama
Pancasila,
Tiga
puluh
enam
tahun
silam
itu,
keempat
peringatan
ini
saya
tujukan
langsung
ke
jantung
kekuasaan
-
Orde
Baru.
Pertama
adalah
keniscayaan
untuk
"memberikan
pengertian
yang
relatif
rill,
jelas,
dan
benar
dari
setiap
sebutan
yang
kita
kenakan
buat
atau
yang
kita
rang
kaikan
dengan
Pancasila".
Kedua
adalah
keniscayaan
kehati-hatian
setiap
kali
kita
hendak
menggunakan
"Pancasila
sebagai
alat".Ketigaadalah
keniscayaan
"menukar
penerapan
doktriner
yang
cenderung
tak
mengenal
batas,
tertutup,
dan
monopo
listis
dari
Pancasila
dengan
penerapan
rasional,
terbuka,
dan
demokratis".
Ke
empat
adalah
keniscayaan
untuk
"mengoreksi
kecenderungan
triumfalisme
kita"
setiap
kali
kita
mengangkat
Pan
casila.
Indoktrinasi
dan
ketetapan
perundang
an
bernama
"empat
pilar
kebangsaan"
itu
secara
telak
melanggar
atau
menafikan
keempat
peringatan
ini.
Dan
alangkah
kental
aroma
Orde
Baru
padanya!
.
MOCHTAR
PABOTTINGI
Profesor
Riset
LI.PI
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment